Kamis, 24 Mei 2012

Tulisan Boden Powell Tentang Kepanduan


Scouting is not an abstruse or difficult science; rather it is a jolly game if you take it in the right light. At the same time it is educative, and (like Mercy) it is apt to benefit him that give as well as him that receive.
The term “scouting” has come to mean a system of training in citizenship, through games, for boys or girls.
The girls are important people, because when the mothers of the nation are good citizens and women of character, they will she to it that their son are not deficient in these point. As things are, the training is needed for both sexes, and is imparted through the Boy Scout and Girl Guides (Girl Scout) Movements. The principles are the same for both. It is only in the details that they vary”.
Kepanduan bukanlah suatu ilmu yang sukar atau mendalam, lebih baik diartikan sebagai permainan yang menarik, bila anda tempatkan pada kedudukan yang benar. Sekaligus permainan itu bersifat pendidikan, dan (seperti Mercy = kemurahan hati) ia condong memberi manfaat bagi yang memberi maupun yang menerima.
Kepanduan harus diartikan sebagai suatu sistem latihan kewarganegaraan melalui permainan untuk anak-anak putera dan puteri. Anak puteri adalah rakyat yang penting, karena bila ibu-ibu suatu bangsa itu merupakan warganegara yang baik, serta merupakan ibu-ibu dengan tabiat yang teguh, maka mereka akan mengusahakan agar anak-anaknya juga mengikuti jejak ibunya. Latihan itu diperlukan untuk kefua jenis golongan gerakan kepanduan putera dan Gerakan kepanduan puteri. Prinsip-prinsipnya sama untuk keduanya. Hanya penjabarannya yang beraneka ragam.

“Scouting is not science to be solemnly studied, nor is it a collection of doctrine and texts. No! It is a jolly game in the out of doors, where boymen and boys can go adventuring together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and helpfulness”
Kepanduan bukanlah suatu ilmu untuk dipelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan ajaran atau bahan pelajaran. Bukan! Kepanduan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat “boymen” (orang dewasa berjiwa muda) dan anak-anak dapat mengadakan pengembaraan bersama sebagai kakak dan adik, membina keselamatan dan mendapatkan kebahagiaan, keterampilan, dan mengabdikan diri bagi sesamanya.

“The Scoutmaster
As a preliminary word of comfort to intending Scoutmaster, I should like to contradict the usual misconception that, to be a successful Scoutmaster, a man must be an Admirable Crichton – a know – all. Not a bit of it.
He has simply to be a boy-men, that is:

* He must have the boy spirit in him; and must be able to place himself on a right plane with his boys as a first step.
* He must realize needs, outlooks and desires of different ages of boys life
* He must deal with the individual boy rather than with the mass.
* He than need to promote a corporate spirit among his individuals to gain the best result”
* Seorang Pembina

Sebagai awal kata kesenangan menjadi Pembina, saya menyangkal anggapan yang keliru bahwa menjadi seorang Pembina, seseorang harus hebat – perlu diketahui – semua. Tidak seketat itu.
Ia sederhana berjiwa muda (“boymen”) yaitu:

* Ia harus memiliki jiwa dan semangat muda, ytang karenanya ia harus dapat menempatkan dirinya dalam alam fikiran peserta didik.
* Ia harus mengerti dan menyadari kebutuhan peserta didik. Ia harus mengerti pula pandangan serta keinginan peserta didik, sesuai dengan tingkat usianya, dan sesuai pula dengan pertumbuhan jiwanya.
* Ia harus lebih memperhatikan peserta didik secara pribadi/perorangan dari pada secara keseluruhan (masal)
* Ia memiliki kemauan mengembangkan jiwa kesatuan, sehingga setiap pribadi peserta didik dapat berkembang dan mencapai hasil yang sebaik-baiknya.


“Scouting is a Movement, not just an Organization”
Organisasi Kepanduan itu suatu Gerakan, bukan hanya sekedar Organisasi
Artinya:

1. Organisasi Kepramukaan itu harus melayani Kepramukaan, bukan sebaliknya
2. Organisasi Kepramukaan di semua tingkat itu perlu dan penting, asalkan disusun sedemikian rupa, dengan tujuan utama demi kepentingan peserta didik.
3. Suksesnya suatu kebijakan tergantung pada dua faktor, ialah:

* mengerti benar apa itu Organisasi (fungsi, prinsip, tujuan), serta setiap individu dalam organisasi itu mengerti kedudukannya (dan peranannya dalam organisasi)
* tiap anggota harus mematuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan organisasi


“The aim of Scout Training is to improve the standard of our future citizenhood, especially in character and health, to replace self by service, to make the land individually efficient, morally and physically with the object of using that efficiency for service for fellowmen”
Maksud latihan kepanduan ialah memperbaiki mutu warga negara yang akan datang, khususnya dalam hal watak dan kesehatan, mengutamakan bakti dari pada kepentingan diri sendiri, membentuk kaum muda menjadi pribadi-pribadi yang berdayaguna, baik rohani maupun jasmaninya, dengan maksud agar daya guna itu dimanfaatkan bagi baktinya untuk sesame hidup.

“Let us therefore, in training our Scout, keep the higher aims in the forefront, not let ourselves become too absorbed in the steps. Don’t let the technical outweight the moral. Field efficiency, backwoodsmanship, camping, hiking, good-futures, jamboree comradeships are all means, not the end.
The end is character – character with a purpose. And that purpose, that the next generation be same in an insane world, and develop the higher realization of service, the active service of love and Duty to God and neighbor”
Oleh karena itu, marilah dalam melatih para Pandu kita, kita tempatkan tujuan utama pada garis terdepan, dan tidak membiarkan diri kita menjadi terlalu memikirkan langkah-langkahnya. Jangan memberi bobot latihan teknik lebih berat dari pembinaan watak. Kemahiran di lapangan, penjelajahan rimba, berkemah, pengembaraan, usaha mencapai masa depan yang baik, jambore persaudaraan, semuanya adalah Alat, bukan Tujuan.
Tujuan akhirnya adalah watak, - pembinaan watak dengan tujuan tertentu. Tujuan itu adalah bahwa generasi yang akan datang menjadi orang yang bijaksana di tengah dunia yang kurang bijaksana, dan mengembangkan perwujudan yang lebih tinggi dari baktinya, bakti yang aktif dari cinta dan kewajiban terhadap Tuhan dan sesame hidup.

“Then you will find that object of becoming an able and efficient Boy Scout is not merely to give you fun and adventure but that, like the backwoodsmen, explorers, and frontiersmen, who you are following, you will fitting yourself to help your country and to be of service to other people who may be in need to help. That best men are out to do”
Maka ternyata bahwa menjadi seorang Pandu yang cakap dan berdayaguna itu tidaklah hanya memberi padamu suatu kesenangan dan pengalaman yang hebat saja, tetapi seperti para penjelajah rimba, para perintis/pembuka jalan, dan pelopor yang kamu ikuti, kamupun harus menyiapkan dirimu untuk membantu negaramu, dan berguna bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan. Itulah yang dikerjakan oleh orang-orang terbaik.

“We must keep the great aim ever before us and make our steps lead to it all the time. This aim is to make our race a nation of energetic, capable, workers, good citizens, whether for live in Britain or overseas, the best principle to his end is to get the boys to learn for themselves by giving them a curriculum which appeals to them, rather than by hammering it in to them in some form of dry-bones instructions. We have to remember that the mass of the boys are already tired with hours of school or workshop and our training should, therefore. Be in the form of recreation, and this should be out of doors as much as possible.
That is the object of our badges and games, our examples and standards.
The great aims means not only the practice of give-and-take with your own officers, but also with other organizations working to the same end.
In a big movement for a big object there is no room for little personal efforts; we have to sink minor ideas and link arms in a big “combine” to deal effectively with the whole .
We in the Boy Scout are players in the same team with the Boy’s Brigade, Church lands, YMCA, and Education Department, and others. Co-operation is the only way if we mean to win success”
Kita harus memelihara cita-cita yang luhur itu selalu ada di depan kita, dan langkah kita senantiasa menuju ke tercapainya cita-cita itu. Tujuan ini adalah untuk mengusahakan agar bangsa kita menjadi suatu bangsa yang penuh semangat, pekerja yang berkemampuan, warga negara yang baik, baik untuk hidup di Inggris maupun di luar negeri. Prinsip yang baik dalam hal; ini adalah membuat kaum muda belajar untuk diri mereka sendiri, dengan memberi mereka kurikulum yang menarik bagi mereka, daripada menggembleng mereka dengan instrksi-instruksi yang keras. Kita harus ingat bahwa kaum muda pada umumnya telah lelah dengan pelajaran di sekolah atau di lokakarya, dan latihan kita harus dalam bentuk hiburan (rekreasi) dan ini harus diusahakan sedapat-dapatnya dilakukan di alam bebas.
Itulah tujuan dari tanda kecakapan dan permainan kita, contoh dan norma kita.
Tujuan luhur itu bukan hanya pelaksanaan dari memberi dan menerima dengan anak buahmu sendiri, tetapi juga dengan organisasi lain yang bekerja untuk tujuan yang sama.
Di dalam organisasi besar dengan tujuan besar tidak ada tempat untuk usaha pribadi yang kecil, kita harus membuang gagasan yang sempit, dan bergandengan tangan dalam suatu “gabungan” yang besar, untuk menangani keseluruhannya secara efektif.
Dalam kepanduan kita adalah pemain dari satu tim bersama dengan Brigade Kaum Muda, Remaja Gereja, YMCA, Departemen Pendidikan, dan lain-lain. Kerjasama adalah satu-satunya jalan menuju keberhasilan.

“The different foreign countries, which have adopted Scouting for their boys are now forming a friendly alliance with us for mutual interchange of views, correspondence, and visits, and thereby to promote a closer feeling of sympathy between the rising generations. International peace an only be built on one foundation, and that is an international desire for peace on the part of the people themselves in such strength as guide their Governments”
Banyak Negara asing yang telah menerapkan kepanduan bagi kepentingan kaum mudanya, sekarang bekerja bersama kami, untuk saling mengunjungi, dan oleh karenanya tercipta perasaan simpati yang lebih akrab diantara generasi muda.
Perdamaian internasional hanya dapat terwujud di atas satu landasan, yaitu cita-cita internasioal untuk mencapai perdamaian di kalangan masjarakat itu sendiri, dan kekuatan yang demikian akan menjadi petunjuk bagi pemerintah masing-masing.


Salam Pramuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar